Kabar Untuk Ibu



Ibu, terima kasih. Sebab doa-doamu membuatku mampu bertahan
Memberiku wejangan yang tak kudapatkan di bangku perkuliahan
Bu, terima kasih untuk semuanya,
Untuk kemarin yang telah kau beri
Untuk hari ini yang telah kau amini, juga esok lusa yang telah kau persiapkan untukku 
dengan perantara doamu di malam tadi

Bu, maaf, atas segala kecewa yang turut kau rasa karena ulahku
Atas hatimu yang selalu kutumpahi dengan aneka kesedihan juga luka
Atas segala harap yang kau rapal tapi belum mampu kubawa pulang
Maaf Bu, atas tetesan air mata karenaku yang mungkin tak pernah kusadari

Hari ini, menjadi hari yang tak bisa kulupa Bu
Syukurlah,
Engkau tetap orang pertama yang kuingat karena kebahagiaan ini
Kupastikan kau akan menjadi orang yang paling bersuka cita atas apa yang kucapai
Ini pasti berkat doamu Bu

Seperti yang kau bilang; suka dan duka seperti daging dan tulangnya, tidak bisa dipisahkan
Seperti itu pula lah, Bu, apa yang terjadi sekarang
Ada yang hilang
Entahlah Bu, begitu sulit memahaminya
Dikataka ia pergi dariku juga tak sepenuhnya benar
Karena ia memang titipan, kan Bu
Bicara diambil pemiliknya pun tidak seperti itu adanya
Dia telah menjadi milikku sejak dua puluh empat bulan yang lalu, kan Bu
Seperti katamu

Seperti ada yang kosong karena kepulangannya
Pulang
Dulu, dan sebelum hari dimana ia pergi
Kukira akulah tempatnya pulang dari hiruk pikuk perjalanan
Kukira akulah tempatnya berteduh dari kelabu cakrawala
Kukira, akulah tempatnya mencari kesejukan dari terik dan aspal hitam yang membakar
Ternyata aku salah Bu
Mungkinkah dia kembali Bu?

Seandainya tak pernah kembali sekalipun
Aku tak mengapa,
Aku hanya ingin berjumpa sekali saja
Ingin tersenyum untuk yang terakhir untuknya
Senyum sederhana, yang kata ia mampu membuatnya lupa segalanya

Ah, aku ingin tertawa
Menertawai diriku sendiri ketika teringat waktu itu
Kenapa aku begitu mudah percaya dengan bual yang meluncur dari mulutnya

Maaf Bu,
Duka pun, kau yang kuingat pertama kali
Bukan ingin menyalahkan, mantra apa yang telah kau mohon kepada Tuhan
Bukan juga memintamu menarik doa yang kau minta pada Tuhan
Bukan Bu
Barangkali aku terlalu berdosa padamu sebab luka ini merayapiku
Tapi sekali lagi maaf, Bu
Aku tak bisa menceritakan ini
Pun setelah berita bahagia kusampaikan nanti
Akankah aku mampu merobek bahagia yang telah menjelma di dadamu dengan luka yang kuceritakan Bu
Bu, pasti kau yang paling bersedih atas lukaku
Aku tak ingin itu terjadi Bu
.
.
Jawa Tengah, 25 Januari 2019

Komentar