Tiramissu 2 (About Their Own Story)

 

Hai, bagaimana? Masih melewati hari-hari yang sulit seperti biasanya?

Kita bicara hal lain dulu sebentar saja, tak apa, kan?


Gini, mungkin mereka nggak pernah tahu apa alasan kamu menangis semalaman. Bahkan orang terdekat pun tidak ada yang kamu beritahu, apa sebenarnya yang sedang kamu khawatirkan. Mungkin kamu sengaja memadamkan lampu kamar, ingin lebih dekat dengan kesunyian agar mampu bercengkrama dengan isi kepala. Ingin berhasil mendudukkan pertengkaran di dalam pikiran sendiri. Mungkin kamu sengaja memutar musik sekencang-kencangnya, agar bisa menangis, agar bisa mengasihani diri sendiri sebentar saja.

Hei, nggak papa, enggak ada yang salah dengan perasaan-perasaan itu. Perasaan-perasaan itu berhak mendapat tempat, berhak untuk diberi pelukan paling hangat. Kamu cukup memberi mereka (perasaan-perasaan itu) waktu, waktu untuk dipahami. Mungkin kamu butuh seseorang untuk mendengarkan, tapi tak pernah ada alasan dirimu untuk dapat mempercayai orang lain. Mungkin kamu butuh seseorang yang bisa memahami, tapi tak cukup alasan orang lain tetap saja tak mau mengerti situasi yang kamu hadapi. Ya, aku tahu itu menyebalkan, sangat menyebalkan.

Mungkin kamu pernah bertanya, kenapa harus kamu yang berada di posisi semenyebalkan ini, kenapa harus kamu yang mengalami hal semenyakitkan ini, atau jika kamu harus mengalaminya, apa memang harus seperih ini? Pernah bertanya begitu? It’s okay, enggak papa. Semua ada masanya, termasuk yang sedang kamu rasakan, yang sedang kamu alami. Enggak papa kalu mau sedih dulu, enggak papa kalau mau nangis dulu. Kamu nggak harus setiap hari memenuhi tuntutan orang untuk selalu ceria dan tertawa, kok.

 

Komentar