Berkompromi


Untuk menikmati hujan, kita tidak perlu berdiri lalu basah kuyup karenanya.
Kita bisa menikmatinya sambil minum cappuccino hangat dan marsmellow yang manis, dari balik jendela kamar.
Untuk jatuh cinta dengan bulan, kita tidak perlu harus menyatakan di depannya, menyentuhnya atau menyimpannya di kamar.
Kita bisa memandangnya meski dari kejauhan. Sambil duduk-duduk di teras depan kemudian kau menggenggam tanganku yang dingin.

Bukankah cinta itu menjaga jarak aman? Tidak saling melukai karena mencintai?

Aku bisa saja terkena demam jika harus hujan-hujanan. Meski aku mencintai hujan, bukankah aku harus tetap realistis?
Dunia bisa saja hancur jika aku merennggut bulan secara paksa. Itu tidak manusiawi sama sekali. Kasihan nanti bintang-bintang, tidak lagi punya ibu.
Nelangsa sekali nanti langit malam, tidak ada yang menyambutnya ketika matahari undur diri.

picture by pinterest.

Mencintai, bukan lantas memiliki menjadi pilihan.
Tapi untuk tak saling menyakiti, mendampingi untuk saling membagi resah, membimbing hingga surga-Nya. Itu lebih pantas dijadikan tujuan. Bukan hanya cinta tapi binasa tanpa cinta-Nya.

Cinta itu, kamu membimbingku. Dan aku mendukungmu.
Siap, kan? Jika suatu hari kamu harus mengguruiku dari pagi hingga malam.
Siap, kan? Kalau suatu waktu, aku bosan dengan caramu, jenuh dengan segala liku yang sudah dilalui. Saat itu aku menuntut untuk yang baru.
Bukan, bukan seseorang yang baru. Bukan itu maksudku.
Ibarat handphone, mungkin aku harus mengganti wallpaper selang waktu tertentu.
Nah, seperti itu. Aku hanya mengganti wallpapernya, tidak handphonenya.
Nanti kita bisa berkompromi tentang apa mauku, dan apa inginmu bersama-sama.

Aku akan mendukungmu, menjadikanmu pena dan aku tintanya.
Kamu tidak bisa apa-apa jika tanpa tinta, kamu akan selalu membutuhkanku.
Dengannya, kau bisa menulis apapun yang bermanfaat untuk sesama, untuk umat dan menolong agama-Nya.
Dengannya, kau bisa menulis apa yang harus kubaca.
Nanti kusediakan tinta beraneka warna.
Dan urusan surga, aku bergantung di lenganmu seutuhnya.

-          “Coba ulang sekali lagi, kamu akan tersipu membacanya.”

Komentar